SEPENGGAL KISAH XVIII

SEPENGGAL KISAH  18
(Tien Kumalasari)

Ketika dalam perjalanan pulang itu perasaan hati Asri sudah lebih baik. Mungkin terhibur oleh kesibukannya mempelajari banyak hal yang belum pernah dikenalnya selama ini. Asri juga beruntung pak Prasojo memberinya pekerjaan disa'at ia membutuhkannya. Pasti bukan karena dia pintar karena dia baru saja lulus SMA dan belum berpengalaman bekerja apapun juga . Pak Prajojo hanya kasihan padanya. Atau mungkin Bowo yang meminta pada ayahnya agar dia boleh bekerja pada perusahaannya. Ia juga boleh dijemput dan diantar pulang dalam bekerja. Oleh atasannya pula. Sebenarnya Asri merasa sungkan. Tapi Bowo memaksanya.
 Ah entahlah. Asri baru saja berhasil melepaskan sedikit beban yang memenuhi perasaannya. Tentu hanya sedikit karena beban itu adalah rasa cintanya pada Damar. Biarpun bibirnya mengatakan tidak tapi bukan begitu dengan hatinya.
"Apa kau menyukai pekerjaanmu?"
Pertanyaan Bowo ini mengejutkannya.
"Oh.. ya pak?"gugup Asri menjawabnya.
Bowo tertawa.
"Lagi melamun ya?'
Asri tersipu.
"Bapak bertanya apa?"
"Heii.. mengapa jadi bapak? Panggil saja seperti biasanya... mas Bowo.. lebih enak kan?"
"Tapi.. bapak kan atasan saya?"
"Ya.. kalau dikantor.. ini kan bukan dikantor.. jadi aku adalah temanmu."
Asri tersenyum.
"Apa aku terlalu tua untuk menjadi temanmu?"
Kali ini senyum Asri melebar. Ia merasa Bowo agak sedikit kocak..
"Tidak... oh.. baiklah.."
Asri masih tersenyum. Gurat2 bekas air mata itu tak tampak lagi... sampai kemudian mereka sudah tiba dirumah Asri.
"Besok kalau kaki saya sudah sembuh.. bapak tak usah mengantar saya."
"Bapak lagi...?"
"Mas Bowo tak perlu mengantar dan menjemput saya. Saya bisa naik motor sendiri."
"Baiklah.. kita.lihat saja nanti."
Bowo membantu Asri turun dari mobil dan mengantarnya sampai didepan pintu.
Asri membuka pintunya dan melihat Bowo masih berdiri disana.
"Sudah mas.. terimakasih banyak."
Tapi Bowo tidak segera berlalu. Matanya melihat sesuatu tergeletak dilantai didepan pintu itu. Bowo segera memungutnya. Selembar amplop.
"Ada surat rupanya."
Bowo mengangsurkannya pada Asri yang kemudian menerimanya penuh tanda tanya.

Sampai Bowo pergi Asri baru membuka amplop itu. Selembar surat. Ini tulisan Damar. Berdebar Asri membacanya

ASRI KEKASIHKU, KETIKA KAU BACA SURATKU INI, MUNGKIN KAU SUDAH MELUPAKAN AKU, KARENA ORANG LAIN SUDAH MENGGANTIKAN TEMPATKU. BAIKLAH, AKU AKAN BERDO'A UNTUK KEBAHAGIAANMU.
SELAMAT TINGGAL ASRI, ENTAH KAPAN KITA AKAN BERTEMU LAGI. TAPI SATU HAL YANG KAU HARUS TAU, AKU AKAN TETAP MENCINTAIMU.

DARI YANG PERNAH KAU CINTAI : DAMAR

Gemetar tangan Asri. Berlinang air matanya, mengalir disepanjang pipinya.
"Aku juga masih mencintaimu Damar. Tak ada yang menggantikan tempatmu. Darimana kau berpikiran seperti itu? "
Asri pun tenggelam dalam tangis yang memilukan.

#adalanjutannyalho#

Comments

Popular posts from this blog

SANG PUTRI 30

ADA YANG MASIH TERSISA 35

ADA YANG MASIH TERSISA 15