Wajah Damar mendadak muram. Jauh bedanya dengan seri gembira yang tersirat pada pekikan Mimi.
"Damar.. lama sekali kita tidak bertemu. Aku merindukan kamu, tau !!"
Ketika Damar menoleh kebelakang, dilihatnya Asri tak ada lagi disana. Damar menstarter sepeda motornya.
"Heiiii... mau kemana kau? Aku ingin mengatakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Kita akan kuliah diluar negri."
"Apa?" Damar mendelik..
"Ayo pulang, papa menunggu kita dirumah."
Tapi Damar segera meninggalkan Mimi dan melarikan sepeda motornya.
Matanya mencari cari kemana perginya Asri. Pelan bibirnya mengumpat umpat. Dasar perempuan eddan!! Haaa itu dia Asri...
Asri hampir menyeberangi jalan ketika tiba2 Damar sudah berhenti didepannya.
"Ohhh," Asri terpekik kaget.
"Ayo naik.."
Asri ragu2. Ia menoleh kearah halaman sekolah dimana tadi ia meninggalkan Damar.
"Ayooo.. cepatlah.."
"Tapiiii..."
"Asri....," lembut sekali kata2 itu. Asri menatap wajah Damar yang memandanginya dengan mesra. Luluh hati Asri.
"Damar.. lama sekali kita tidak bertemu. Aku merindukan kamu, tau !!"
Ketika Damar menoleh kebelakang, dilihatnya Asri tak ada lagi disana. Damar menstarter sepeda motornya.
"Heiiii... mau kemana kau? Aku ingin mengatakan sesuatu yang sangat menyenangkan. Kita akan kuliah diluar negri."
"Apa?" Damar mendelik..
"Ayo pulang, papa menunggu kita dirumah."
Tapi Damar segera meninggalkan Mimi dan melarikan sepeda motornya.
Matanya mencari cari kemana perginya Asri. Pelan bibirnya mengumpat umpat. Dasar perempuan eddan!! Haaa itu dia Asri...
Asri hampir menyeberangi jalan ketika tiba2 Damar sudah berhenti didepannya.
"Ohhh," Asri terpekik kaget.
"Ayo naik.."
Asri ragu2. Ia menoleh kearah halaman sekolah dimana tadi ia meninggalkan Damar.
"Ayooo.. cepatlah.."
"Tapiiii..."
"Asri....," lembut sekali kata2 itu. Asri menatap wajah Damar yang memandanginya dengan mesra. Luluh hati Asri.
Asri makan es krim dengan perasaan tidak nyaman. Wajah gadis cantik bernama Mimi itu terbayang dimatanya. Begitu cantik begitu mempesona. Dan yang pasti gadis itu mengenal Damar dengan baik. Sangat baik. Akrab dan.... sedikit mesra. Diam2 Asri cemburu. Wauu.. ia merasa bukan apa2 kalau dibandingkan gadis itu.
"Asri... es krim mu sudah mencair... mari aku suapin kamu". Tanpa menunggu jawaban Asri, Damar sudah menyendokkan sesuap es krim kemulut Asri.
"Haiiii... disini kau rupanya " pekik nyaring itu mengejutkan mereka berdua. Ya.. Mimi ternyata mengikuti mereka. Wajah Damar muram seketika. Tapi Mimi tak perduli. Ia duduk dan memesan es krim dengan riang.
"Oh ya.. ini temanmu? Kita belum bekenalan bukan? Namaku Mimi."
"Asri," jawab Asri sambil tersenyum. Tentu ia harus tersenyum karena ia tak menemukan alasan untuk cemberut.
"Waah.. namamu bagus juga. Nggak kelihatan kampungan."
Damar mendelik.
"Mau apa kau mengikuti aku?"
Mimi menyendok es krim yang baru saja diterimanya.
"Aku tadi bilang, papah menunggu dirumah. Jadi cepatlah pulang."
"Oh ya Asri.. kami ini sudah dijodohkan dari kecil."
#maukah dilanjutkan?#
"Asri... es krim mu sudah mencair... mari aku suapin kamu". Tanpa menunggu jawaban Asri, Damar sudah menyendokkan sesuap es krim kemulut Asri.
"Haiiii... disini kau rupanya " pekik nyaring itu mengejutkan mereka berdua. Ya.. Mimi ternyata mengikuti mereka. Wajah Damar muram seketika. Tapi Mimi tak perduli. Ia duduk dan memesan es krim dengan riang.
"Oh ya.. ini temanmu? Kita belum bekenalan bukan? Namaku Mimi."
"Asri," jawab Asri sambil tersenyum. Tentu ia harus tersenyum karena ia tak menemukan alasan untuk cemberut.
"Waah.. namamu bagus juga. Nggak kelihatan kampungan."
Damar mendelik.
"Mau apa kau mengikuti aku?"
Mimi menyendok es krim yang baru saja diterimanya.
"Aku tadi bilang, papah menunggu dirumah. Jadi cepatlah pulang."
"Oh ya Asri.. kami ini sudah dijodohkan dari kecil."
#maukah dilanjutkan?#