SEPENGGAL KISAH 13
(Tien Kumalasari)
Terhenti langkah Bowo mendengar kata2 itu. Serta merta ia membalikkan tubuhnya dan kembali mendekati pak Marsam.
"Mengapa bapak membohongi saya?"
Berlinang air mata pak Marsam. Bowo memegang lengannya dengan rasa iba. Ia tau pak Marsam orang yang tak suka berbagi kesedihan dengan mengajak orang lain merasakan penderitaannya. Pak Marsam juga tak pernah meminta apapun diluar apa yang didapatnya. Bowo amat mengaguminya, demikian pula pak Prasojo ayahnya.
"Jadi sekarang saya tau kenapa pak Marsam menjual sepeda motor itu," lanjut Bowo.
"Ma'af mas... ma'af.. saya.. ma'af..." pak Marsam terisak.
"Memangnya Asri sakit apa ?"
"Tadi.. pagi.. jatuh dari tangga," tersendat pak Marsam menjawab.
"Baiklah..nanti pak Marsam boleh bercerita sambil jalan. Sekarang kita kerumah sakit."
Tanpa menunggu jawaban Bowo menarik pak Marsam kemobilnya.
(Tien Kumalasari)
Terhenti langkah Bowo mendengar kata2 itu. Serta merta ia membalikkan tubuhnya dan kembali mendekati pak Marsam.
"Mengapa bapak membohongi saya?"
Berlinang air mata pak Marsam. Bowo memegang lengannya dengan rasa iba. Ia tau pak Marsam orang yang tak suka berbagi kesedihan dengan mengajak orang lain merasakan penderitaannya. Pak Marsam juga tak pernah meminta apapun diluar apa yang didapatnya. Bowo amat mengaguminya, demikian pula pak Prasojo ayahnya.
"Jadi sekarang saya tau kenapa pak Marsam menjual sepeda motor itu," lanjut Bowo.
"Ma'af mas... ma'af.. saya.. ma'af..." pak Marsam terisak.
"Memangnya Asri sakit apa ?"
"Tadi.. pagi.. jatuh dari tangga," tersendat pak Marsam menjawab.
"Baiklah..nanti pak Marsam boleh bercerita sambil jalan. Sekarang kita kerumah sakit."
Tanpa menunggu jawaban Bowo menarik pak Marsam kemobilnya.
Damar marah2 karena pak Surya dan Mimi memaksanya pindah dari rumah sakit dimana Asri dirawat. Ia ingin menunggui Asri. Ingin ikut merasakan sakitnya Asri. Tapi ia tak bisa berbuat apa2 karena pak Surya menungguinya disitu bersama Mimi.
" Aku sudah merasa baik. Lebih baik aku pulang."
"Tidak Damar. Tunggu sampai dokter mengijinkanmu pulang."tandas pak Surya.
"Kau belum mau makan banyak dan semalam badanmu panas," imbuh Mimi. Damar memalingkan muka.
"Istirahatlah, biar Mimi menemanimu. Aku akan mengurus keberangkatan kalian minggu depan."
Kata2 pak Surya ini mencemaskannya. Jadi ia akan memaksanya untuk pergi bersama mereka? Damar sedang mencari akal untuk bisa kabur dari rumah sakit itu.
Dimalam buta itu Mimi masih tertidur pulas di sofa. Ia bermimpi tentang hari2 indah yang akan dilaluinya bersama Damar. Mereka berlarian diantara taman bunga lalu tiba2 Damar menghilang. Mimiiii... suara itu sayup terdengar. Rupanya Damar bersembunyi.
Mimi terkekeh senang. "Kau boleh bersembunyi sampai keujung dunia Damar, aku pasti akan menemukanm
Mimi berlari kesana kemari mencari buah hatinya sambil berteriak teriak memanggil namanya.
Tiba2 sebuah ranting menyangkut kakinya dan terjatuhlah Mimi.
Mimi memekik keras.
"Auuuw.... Damar... kemana kau.. lihat dahiku terantuk batu."
Dan Mimi terjaga. Rupanya ia bermimpi dan benar2 terjatuh dari sofa, sedang dahinya terantuk kaki meja. Mimi mengelusnya sambil meringis kesakitan. Dia berharap Damar tidak mengejeknya karena dia terjatuh. Dan matanya segera memandang kearah dipan dimana Damar berbaring. Tapi Mimi sangat terkejut. Damar tak ada ditempatnya.
#adalanjutannyalho#
" Aku sudah merasa baik. Lebih baik aku pulang."
"Tidak Damar. Tunggu sampai dokter mengijinkanmu pulang."tandas pak Surya.
"Kau belum mau makan banyak dan semalam badanmu panas," imbuh Mimi. Damar memalingkan muka.
"Istirahatlah, biar Mimi menemanimu. Aku akan mengurus keberangkatan kalian minggu depan."
Kata2 pak Surya ini mencemaskannya. Jadi ia akan memaksanya untuk pergi bersama mereka? Damar sedang mencari akal untuk bisa kabur dari rumah sakit itu.
Dimalam buta itu Mimi masih tertidur pulas di sofa. Ia bermimpi tentang hari2 indah yang akan dilaluinya bersama Damar. Mereka berlarian diantara taman bunga lalu tiba2 Damar menghilang. Mimiiii... suara itu sayup terdengar. Rupanya Damar bersembunyi.
Mimi terkekeh senang. "Kau boleh bersembunyi sampai keujung dunia Damar, aku pasti akan menemukanm
Mimi berlari kesana kemari mencari buah hatinya sambil berteriak teriak memanggil namanya.
Tiba2 sebuah ranting menyangkut kakinya dan terjatuhlah Mimi.
Mimi memekik keras.
"Auuuw.... Damar... kemana kau.. lihat dahiku terantuk batu."
Dan Mimi terjaga. Rupanya ia bermimpi dan benar2 terjatuh dari sofa, sedang dahinya terantuk kaki meja. Mimi mengelusnya sambil meringis kesakitan. Dia berharap Damar tidak mengejeknya karena dia terjatuh. Dan matanya segera memandang kearah dipan dimana Damar berbaring. Tapi Mimi sangat terkejut. Damar tak ada ditempatnya.
#adalanjutannyalho#