SEPENGGAL KISAH X

SEPENGGAL KISAH  10
(Tien Kumalasari)

Hujan semalam membuat rumah pak Marsam bocor di mana2. Pak Marsam meminta ijin pada majikannya hari itu karena harus membetulkan talang yang bocor. Sebenarnya Asri melarang ayahnya untuk membetulkannya sendiri tapi pak Marsam tak mau menurutinya.
"Bayar tukang sekarang mahal nduk, sayang uang kita. Jadi biar bapak saja membetulkannya sendiri."
Asri tak bisa mencegahnya. Ia membantu memegangi tangga dan mengambilkan apa yang dibutuhkan ayahnya.
"Hati2 lho pak.." ber kali2 Asri meneriaki bapaknya yang sudah berada diatas.
"Ya... tolong palu nduk, ketinggalan disitu tadi,"
Asri mengambilkan apa yang diminta ayahnya, lalu dipanjatnya tangga untuk memberikannya pada ayahnya.
Namun sebelum sampai diatas Asri terpeleset dan jatuh.
Bergedubrak bunyinya dan Asripun berteriak kesakitan.
"Auuh.... oughh.."
Pak Marsam terpana. Dia berada diatas dan tangga itu terjatuh. Bagaimana ia harus turun? Pak Marsam panik, melihat Asri tak mampu bangkit dan merintih kesakitan. Tak mungkin pak Marsam terjun dari atas rumahnya. Dan satu2nya jalan adalah berteriak minta tolong. Tetangga2 pun berdatangan.. mereka mengangkat Asri kefalam rumah dan membantu pak Marsam turun.
Laki2 setengah tua itu ketakutan melihat wajah anaknya pucat pasi.
"Gimana nduk? Apa yang sakit? Kau terluka? Mana yang sakit?"
"Asri meringis menahan sakit. Tapi ia menghibur ayahnya dengan mengatakan hal yang sebaliknya.
"Bapak jangan khawatir, aku hanya terkilir. Nanti aku gosok balsem juga pasti sembuh," katanya tersendat.
Seorang ibu tetangganya mengangsurkan segelas air putih.
"Minumlah dulu biar tenang ya nak."
Asri mengangguk dan meminumnya beberapa teguk. Tapi seorang tetangga yang lain curiga ada yang patah pada kaki Asri. Asri kesakitan setiap kaki kanannya digerakkan.
"Pak Marsam, sebaiknya Asri dibawa kerumah sakit. Saya curiga ada yang patah."
"Tidak.. tidak.. aku tidak apa2.." Asri ketakutan. Bukan takut pada dokternya tapi Asri membayangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengobatinya. Pak Marsam pun bingung. Tapi tetangganya memaksa untuk membawa Asri kerumah sakit.
"Coba Asri kamu gerakkan kaki kananmu.. ayo.."
Asri mencoba menggerakkan tapi kemudian memekik keras.
"Auuuww..."
"Nah.. lebih baik dibawa kerumah sakit pak Marsam. Sebentar saya akan mencarikan mobil.
Pak Marsam dan Asri tak bisa berbuat apa2. Beberapa tetangga membantu membetulkan talang bocor dirumah pak Marsam, beberapa yang lain mengantarnya kerumah sakit.
Mimi setengah berlari mencari ruang UGD dirumah sakit itu diikuti oleh ayahnya. Ia tak tau apa yang terjadi pada Damar.
Begitu sampai diruang itu Mimi segera menghambur dan memeluk Damar.
"Sayang, kau kenapa?"
Tapi Damar membisu. Kecuali enggan berbicara ia juga merasa sangat lemah.
"Apa yang terjadi suster. Ada apa dengan tunanganku"
"Tadi pagi 2 orang bapak2 mengantarkan mas ini kemari. Ia menemukannya pingsan dipinggir sungai," jawab sang suster.
Pingsan dipinggir sungai? Mimi kebingungan.
"Tapi keadaannya sudah stabil. Kami akan membawanya ke zal."kata suster itu.
"Baiklah, beri kamar terbaik untuk dia, aku akan mengurus semuanya ."
Ketika Mimi dan pak Suryo sedang menuju ke loket pendaftaran tiba2 sebuah brankar didorong masuk keruang UGD dan Mimi melihat siapa.yang sedang didorong itu. Hatinya mulai me reka2.. jangan2 keduanya sedang bersama sama malam tadi.
#adalanjutannya#
Previous Post Next Post