SEPENGGAL KISAH 110
SEPENGGAL KISAH 110 (Tien Kumalasari) Pak Marsam bingung dan sangat terkejut. Dibalikkannya tubuh Asri yang lemah, pucat dan kuyu. Pakaiannya lusuh dan berdebu. Aduhai, apa yang terjadi pada anakku? Dengan susah payah pak Marsam mengangkat tubuh Asri, setengah diseret karena tulang tuanya tak mampu lagi mengangkat beban berat. Lalu ditidurkannya disofa, tempat terdekat untuk membaringkannya. Diambilnya handuk kecil, disapukannya pada wajahnya, diambilnya minyak gosok agar dihisap dari hidungnya.. pak Marsam gelisah sekali, berjuta pertanyan memenuhi benaknya. Ada apa ini? Dimana Bowo, dimana Pandu? Pak Marsam akhirnya lega, tubuh lemah itu bergerak perlahan. Pak Marsam mengambil secangkir teh hangat yang selalu disiapkannya didalam termos. Sesendok demi sesendok dituangkannya kebibir Asri. Mata Asri terbuka, kosong dan kuyu. "nDuk, kamu sudah dirumah, ini bapak nduk..." "Pandu... anakku... mana Pandu..." bibir itu berbisik dan bergetar. "Asri, minumlah lag