SANG PUTRI 08
SANG PUTRI 08 (Tien Kumalasari) Mata menyala itu mendekat kearah bangku, membuat Hndoko terkejut, Mirah gemetaran melihat mata yang. tampak bagai memancarkan api itu. “Oh.. begini rupanya..?” katanya sambil telunjuknya menunjuk kearah hidung Mirah.” “Lupi, duduk dan bicara pelan..” tegur Handoko yang merasa sungkan karena beberapa orang mulai memandang kearahnya. “Mana mungkin aku bisa bicara pelan? Aku sangat marah. Begundal ini telah menginjak-injak rumah tanggaku.” Handoko sangat marah mendengar Palupi seperti juga Danang menyebut Mirah sebagai begundal. “Dia bukan begundal,” katanya tandas, tapi pelan. “Jadi apa? Calon isteri muda kamu?” “Ya !” Handoko menjawab singkat. Lalu diulurkannya beberapa lembar uang kepada Mirah. “Rah, tolong dibayarkan ke kasir, berikut yang harus kita bawa.” Mirah mengangkat Bintang dari kursinya, lalu berjalan kearah kasir. Handoko mengambil ponselnya dan memanggil taksi. Palupi bertambah naik pitam. “Jadi benar, dia akan kamu jadika